Analisis Kredit (Credit Analysis)

Featured image

Topic Started : Selasa, 4 Nopember 2014 (00:28 pm)

  • Pengertian Analisis Kredit

Penilaian kredit adalah Suatu kegiatan pemeriksaan, penelitian, dan analisa terhadap kelengkapan, keabsahan, dan kelayakan berkas/surat/data permohonan kredit calon debitur hingga dikeluarkannya suatu keputusan apakah kredit tersebut diterima atau ditolak.[2]

Analisa kredit adalah pekerjaan yang meliputi:

  1. Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik keuangan maupun non keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat/tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan kredit.
  2. Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian dan kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan pimpinan dari permohonan kredit nasabah.

Dari Pengertian tersebut dapat disimpulkan, pengertian penilaian atau analisis kredit adalah Suatu kegiatan analisa/penilaian berkas/data dan juga berbagai aspek yang mendukung yang diajukan oleh pemohon kredit, sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan apakah permohonan kredit tersebut diterima atau ditolak.[3]

  • Pertimbangan Analisa Kredit

Dalam pelaksanaan penilaian kredit, bank harus selalu mempertimbangkan berbagai hal yang terkait, agar kredit yang akan dipinjamkan dapat memiliki manfaat dan tidak merugikan bank maupun debitur di masa depan. Menurut Rahadja (1990:10) bank harus selalu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

  1. Keamanan kredit (safety), artinya harus benar-benar diyakini bahwa kredit tersebut dapat dilunasi kembali.
  2. Terarahnya tujuan penggunaan kredit (suitability), yaitu bahwa kredit akan digunakan untuk tujuan yang sejalan dengan kepentingan masyarakat/sekurang-kurangnya tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
  3. Menguntungkan (profitable), baik bagi bank berupa penghasilan bunga maupun bagi nasabah, yaitu berupa keuntungan dan makin berkembangnya usaha.
  • Fungsi Analisa Kredit

Kegiatan analisa kredit memiliki arti penting bagi bank, karena bank akan memiliki jaminan yang memadai selama kredit diberikan. Fungsi analisa kredit adalah:

  1. Sebagai dasar bagi bank dalam menentukan tingkat suku bunga kredit dan jaminan yang disyaratkan untuk dipenuhi nasabah,
  2. Sarana untuk pengendalian resiko yang akan dihadapi bank,
  3. Syarat kredit dan sarana untuk struktur, jumlah kredit, jangka waktu kredit, sifat kredit, tujuan kredit, dan sebagainya,
  4. Sebagai bahan pertimbangan pimpinan/direksi bank dalam proses pengambilan keputusan,
  5. Sebagai alat informasi yang diperlukan untuk evaluasi kredit.[4]
  • Aspek Penilaian Analisis Kredit

Selain menggunakan 6C dan 7P, penilaian layak atau tidaknya suatu kredit untuk diberikan dapat dilakukan dengan menilai seluruh aspek yang ada. Penilaian dengan seluruh aspek  dikenal dengan nama studi kelayakan usaha. Penilaian dengan model ini biasanya digunakan untuk proyek-proyek yang bernilai besar dan berjangka waktu panjang.

Menurut Kasmir (2002:107) dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya ada beberapa aspek yang dinilai antar lain :

  1. Aspek Yuridis/Hukum

Yang dinilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai dengan akte pendirian perusahaan, sehingga dapat diketahui siapa-siapa pemilik dan besarnya modal masing-masing pemilik.

  1. Aspek Pemasaran

Dalam aspek ini kita nilai adalah permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan di masa yang akan datang prospeknya bagaimana.

  1. Aspek Keuangan

Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Disamping itu hendaknya dibuat cash flow dari pada keuangan perusahaan.

  1. Aspek Tehnis/Operasi

Aspek ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksii seperti kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi, layout ruangan dan mesin-mesin termasuk jenis mesin yang digunakan.

  1. Aspek Manajemen

Untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusia. Pengalaman perusahaandalam mengelolah berbagaii proyek yang ada dan pertimbangan lainnya.

  1. Aspek Sosial Ekonomi

Menganalisis dampak terhadap perekonomian dimasyarakat umum seperti :

a) Meningkatkan ekspor barang

b) Mengurangi pengangguran atau lainnya

c) Meningkatkan pendapatan masyarakat

d) Tersedianya sarana dan prasarana

e) Membuka isolasi daerah tertentu

7. Aspek Amdal

Menyangkut analisis terhadap lingkungan baik darat, air dan udara jika proyek atau usaha tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam apakah apabila kredit tersebut disalurkan maka proyek yang dibiayai akan mengalami pencemaran lingkungan disekitarnya.


[2] Djohan, Warman. Kredit Bank, Edisi 1. PT. Mutiara Sumber Widya: Jakarta, 2000: hal 97

[3] Suyatno, Thomas, Dasar-Dasar Perkreditan, PT. Gramedia Pustaka. Utama, Jakarta, 2003: hal 70

[4] Sutojo, Siswanto, Menangani Kredit Bermasalah, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1997: hal 69

Sumber:

http://zfadly.blogspot.com/

http://nanangbudianas.blogspot.com/

Topic ended : Selasa, 4 Nopember 2014 (01:26 pm)

Pengalaman Pribadi saya dengan CRM

Topic starter : Selasa, 4 Juni 2013 (09:08 pm)

       Pasang surut mood sangat identik dengan perasaan saya untuk menulis di blog ini. Saya tidak tahu sudah berapa lama sudah tidak menulis di blog sederhana ini. sekarang mood saya tiba-tiba timbul dan disini saya akan menceritakan pengalaman pribadi pertama saya, yang mana pada waktu itu saya mengalami permasalahan dengan layanan sms tri.

       Pada waktu itu saya masih duduk dibangku SMA, kejadiannya dimulai pada waktu siang hari yang panas dengan angin sepoi-sepoi kering, saya baru bangun tidur siang, dan hendak bersms-an dengan teman saya untuk mengajaknya main atau apa saya lupa, setelah saya menyusun sms, saya langsung mengirimnya, namun di handphone saya tertulis, ”g iso d kirim, pulsamu entek, dul”(ngaco), disana tertulis, ”message not sent”, kemudian saya tahu, bahwa handphone saya mengalami ngangguan (jiwa). Pada waktu itu handphone saya yang jadul dan butut, menggunakan provider kartu tri, setelah itu saya iseng mencoba untuk sms dengan nomer tri ke operator lain berulang-ulang tapi tetap tidak bisa, padahal paket layanan sms saya pada waktu itu masih aktif. Pada awalnya saya bertanya pada tetangga saya tentang masalah ini, namun kata mereka handphonenya tidak ada gangguan, lalu saya berinisiatif untuk menghubungi customer care 123tri, kesan awal pada waktu disambut si operator tuh kaya terbang ke langit yang gak berujung, terus jatuh kedalam lautan permen kapas(ngaco).

       Sebenarnya kesan awal saya sudah senang, sebab dia memberikan sambutan yang hangat kepada saya, kebetulan juga yang melayani saya pada waktu itu adalah seorang cewek:P. Awalnya dia menanyakan, nama saya, lokasi saya, ukuran sepatu saya, status saya, punya pacar gak. Lalu dia mencoba mengecek keadaan sinyal handphone saya, setelah beberapa waktu menunggu, operator cewek tersebut mengatakan bahwa daerah saya tidak ada ngangguan, lalu dia memberikan solusi alternatif untuk melihat sms center saya, dan dia memberikan sms center tri yang benar pada saya dan diminta untuk mengeceknya, setelah saya cek, ternyata sms center saya berbeda dengan yang diberikan operator cewek tersebut. Setelah saya mengert, saya langsung menggantinya, lalu saya mecoba untuk langsung mengakhiri percakapan saya dengannya, namun operator cewek tersebut langsung memotong dan meminta nomer saya(ngaco). Lalu, dia menanyakan apakah ada masalah lain yang perlu dibantu, dan saya bilang tidak ada dan dia pun mengakhiri percakapan kami yang cuma beberapa menit itu dengan khidmat.

Terima kasih sudah membaca pengalaman pribadi saya mengenai CRM, semoga tulisan ini bisa menjadi pelajaran kedepannya buat saya.  Maaf banyak kesalahan kata juga, yang mana bertujuan untuk memberikan kesan berwarna buat tulisan saya:)

Sumber:

Pengalaman Pribadi

http://www.stie-mce.ac.id/

PIKIRAN POSITIF: Mendapatkan Hal-Hal yang Baik!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Agustus 2012 –

Baca:  2 Korintus 8:16-24

“Karena kami memikirkan yang baik, bukan hanya di hadapan Tuhan, tetapi juga di hadapan manusia.”  2 korintus 8:21

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa siapa kita adalah apa yang kita pikirkan.  Dalam Amsal 23:7a dikatakan,  “Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia.”  Oleh karena itu, kita harus menjaga pikiran kita agar tetap positif dan bersih.  Mari kita belajar seperti Rasul Paulus yang senantiasa,  “…memikirkan yang baik, bukan hanya di hadapan Tuhan, tetapi juga di hadapan manusia.”  Jangan remehkan apa yang ada di dalam pikiran kita!  Jika kita terus mengembangkan pikiran-pikiran negatif, suatu saat pasti akan menuai kegagalan, kemiskinan, kesusahan, kehancuran, sakit-penyakit, atau kekurangan.  Mulai sekarang berpikirlah tentang hal-hal besar tentang keberhasilan, kesuksesan, kesembuhan, hidup yang diberkati.


     Allah dengan jelas menasihatkan,  “…saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”  (Filipi 4:8).  Berpikiran positif berarti pikiran yang diubah dan dipenuhi oleh firman Tuhan.  Perhatikan pula yang disampaikan Tuhan kepada Yosua,  “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.”  (Yosua 1:8).

     Bila kita ingin memiliki hidup yang berkemenangan, berhasil dan diberkati Tuhan, kita harus selalu berpikiran positif karena pikiran kita dapat menentukan perkataan dan perbuatan kita.  Bila pikiran kita senantiasa baik, maka kata-kata yang keluar dari mulut kita dan juga perbuatan kita pun akan baik.  Demikian pula sebaliknya!  Mengapa kita harus selalu berpikiran positif?  Dengan berpikiran positif berarti kita memiliki pikiran Kristus, sebab  “Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat.”  (Mazmur 25:8).

Ini menegaskan bahwa segala yang baik dan benar itu datangnya dari Tuhan dan bila kita ingin mendapatkan hal-hal yang baik dari Dia, pikiran kita pun harus sesuai dengan firmanNya!

Pengukuran Kinerja CRM

Topic starter : Kamis, 14 Juni 2012 (09:15 pm)

      Era globalisasi saat ini telah mengubah perilaku konsumen dan lingkungan bisnis dalam segala bidang usaha. Kondisi tersebut menyebabkan semakin ketatnya persaingan bisnis di dunia industri. Para pelaku bisnis berlomba-lomba menemukan cara baru untuk mengoptimalkan proses bisnis yang dimilikinya dalam memenangkan persaingan global, sehingga terjadilah pergeseran paradigma baru dari transactional marketing ke relationship marketing, yakni adanya transisi perkembangan strategi bisnis perusahaan dari yang awalnya berorientasi pada produk menjadi berorientasi pada pelanggan Customer Relationship Management (CRM) adalah strategi bisnis yang bertujuan untuk memahami, mengantisipasi, dan mengelola kebutuhan pelanggan potensial. Perusahaan membangun dan menyebarkan kerangka kerja (CRM) tergantung pada perencanaan, strategi dan tujuan perusahaan. CRM difokuskan pada otomatisasi pelanggan menghadapi bagian dari bisnis.
Sebuah sistem CRM harus bisa menjalankan fungsi

  1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang penting bagi pelanggan.
  2. Mengusung falsafah customer-oriented (customer centric).
  3. Mengadopsi pengukuran berdasarkan sudut pandang pelanggan.
  4. Membuat informasi holistik tentang informasi layanan dan penjualan dari pelanggan.
  5. Menyediakan dukungan pelanggan yang sempurna.
  6. Menangani keluhan/komplain pelanggan.

      Analytical CRM digunakan untuk meningkatkan hubungan dengan pelanggan dan perusahaan, yang mana berkaitan dengan kegiatan mengeksploitasi data pelanggan. Analytical CRM dibangun diatas dasar informasi pelanggan. Data pelanggan dapat ditemukan di data penjualan (riwayat pembelian), data keuangan (pembayaran sejarah, nilai kredit), data pemasaran (respon iklan, skema data loyalitas ) dan layanan data. Untuk data internal ini dapat ditambahkan data dari sumber eksternal seperti, data geo-demografis dan gaya hidup dari organisasi intelijen bisnis, misalnya. dengan penerapan alat data pertambangan, perusahaan kemudian dapat menginterogasi data ini. Interogasi yang cerdas akan memberikan jawaban atas pertanyaan seperti:

  1. Siapa pelanggan kita yang paling berharga?
  2. Pelanggan mana yang memiliki kecenderungan tertinggi untuk beralih ke pesaing?
  3. Mana pelanggan yang akan paling mungkin untuk menanggapi tawaran tertentu?

Pengukuran Kinerja CRM
Organisasi membutuhkan kerangka strategis untuk memantau dan mengukur strategi bisnisnya sejak pihak manajemen melakukan pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja CRM didefinisikan sebagai sebuah sistem pengukuran yang sengaja menghubungkan tujuan jangka panjang strategi CRM, tujuan dan langkah-langkah tertentu, strategi jangka pendek serta ukuran dan tindakan-tindakan yang mengarah ke kinerja CRM. Terlebih lagi, suatu kerangka pengukuran kinerja harus dilengkapi dengan beberapa komponen berikut:

  1. Model sebab-akibat yang disisipkan dalam kerangka pengukuran
  2. Perspektif yang berbeda
  3. Faktor-faktor kondisional atau yang terdahulu
  4. Ukuran-ukuran kualitatif

      Perusahaan yang menerapkan strategi CRM, mengetahui bahwa biaya dan keuntungan yang diperoleh dari inisiatif CRM sangat besar, dan mereka berusaha untuk menggapai pengaruh keuangan dan faktor-faktor ekonomi yang berkontribusi terhadap keuntungan nyata (tangible benefits) bagi perusahaan, demikian juga dengan keuntungan tidak nyata (intangible benefits). Pengukuran kinerja CRM sangatlah penting untuk mengetahui apakah strategi yang dijalankan telah mencapai sasaran yang dituju sekaligus memberikan umpan balik bagi perusahaan untuk menyusun sasaran strategis di masa yang akan datang. Perspektif keuangan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi memberikan perbaikan yang mendasar bagi keuntungan perusahaan. Pada perspektif pelanggan, perencanaan strategi berfokus pada kepuasan pelanggan. Sedangkan perspektif proses bisnis internal berprioritas pada berbagai proses bisnis yang menciptakan kepuasan pelanggan dan pemegang saham. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berprioritas pada penciptaan lingkungan yang kondusif bagi perubahan, inovasi, dan pertumbuhan secara organisasional.

Sumber:

http://umbue.blogspot.com/2011/12/pengukuran-kerangka-crm_20.html

digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-15505-Chapter1-pdf.pdf

http://www.stie-mce.ac.id/

YANG DIPAKAI TUHAN ADALAH….

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Juni 2012 –

Baca:  1 Korintus 1:18-31

“Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.”  1 Korintus 1:30

Rasul Paulus menyadari bahwa keberadaannya sebagai pemberita Injil tak lebih sebagai  “…hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah.”  (1 Korintus 4:1).  Sebagai seorang hamba, tugasnya hanyalah taat dan tak punya hak untuk menuntut;  baginya, dipercaya sebagai pemberita Injil sudah merupakan anugerah yang luar biasa, karena itulah kepercayaan ini tidak pernah disia-siakannya.  Setiap kita adalah hamba-hamba Tuhan dan kita punya kesempatan untuk dipakai Tuhan seperti Rasul Paulus.

Siapa yang Tuhan pakai? 

Pertama, Tuhan akan memakai orang-orang yang setia.  Tuhan sangat memperhatikan orang-orang yang setia mengerjakan perkara-perkara kecil.  Contohnya adalah Daud.  Sebelum menjadi raja, Daud hanyalah seorang penggembala domba yang jumlahnya hanya 2-3 ekor, tapi ia begitu setia mengerjakan tugas itu.  Banyak orang maunya langsung memulai perkara-perkara besar tapi tidak suka dan tidak setia mengerjakan perkara-perkara kecil.  Justru orang yang telah teruji kesetiaannya dalam mengerjakan perkara-perkara kecil pada saatnya akan dipercaya Tuhan untuk perkara-perkara yang lebih besar.  Tertulis,  “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.”  (Lukas 16:10).  Oleh karena itu setialah terhadap perkara apa pun yang dipercayakan Tuhan kepada kita saat ini meski itu perkara-perkara kecil, karena cepat atau lambat Ia akan memberikan upah kepada setiap orang yang setia kepadaNya.

Kedua, Tuhan memakai orang-orang yang rendah hati yang memberikan segala kemuliaan kepadaNya, yaitu orang yang rela memberikan segenap hidupnya untuk Tuhan tanpa mencari hormat dan pujian dari manusia.  Itulah sebabnya mengapa Tuhan memakai orang-orang yang dipandang kurang berarti oleh dunia supaya jangan ada seorang pun yang memegahkan diri di hadapan Tuhan dan manusia, yaitu orang-orang yang mau dibentuk, dibersihkan dan dipotong, karena tidak ada seorang pun bisa langsung siap dipakai Tuhan tanpa melalui proses.

Mari sabar saat Ia membentuk kita, karena rencanaNya selalu sempurna atas kita!

 

Sumber: http://airhidupblog.blogspot.com/

YESUS NAIK KE SORGA: Menyediakan Tempat Bagi Kita!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Mei 2012 –

Baca: Yohanes 14:1-14

“Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.” Yohanes 14:2

Setelah mati di atas kayu salib, pada hari yang ketiga Yesus bangkit dan empat puluh hari setelah itu Dia naik ke sorga: “…terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: ‘Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.'” (Kisah 1:9-11). Yesus telah menggenapi rencana Allah! Karena itu Dia harus kembali ke sorga. Jika Yesus tidak naik ke sorga, bagaimana Ia dapat membuktikan bahwa diriNya adalah utusan dari sorga? Jadi, kenaikan Yesus ke sorga semakin menegaskan bahwa Dia adalah Anak Allah, “…Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah.” (Yohanes 13:3).

Kenaikan Yesus ke sorga juga untuk menggenapi janjiNya kepada umatNya yaitu untuk memberikan seorang penolong bagi kita. Ia berkata, “Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.” (Yohanes 16:7). Kini, tidak ada alasan bagi orang percaya untuk menjadi takut dan kuatir dalam menjalani hidup ini karena ada Roh Kudus yang senantiasa menopang, menghibur, menguatkan dan menolong kita. “…Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” (Yohanes 14:17b). Kenaikan Yesus ke sorga juga semakin memberi jaminan dan kepastian bagi orang percaya tentang kehidupan kekal dalam Kerajaan Sorga karena Dia pergi untuk menyediakan tempat bagi kita. Karena itu “Janganlah gelisah hatimu;” (Yohanes 14:1). “…jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.” (2 Korintus 5:1). Haleluyah!

Karena itu, sambil menyongsong kedatanganNya kembali menjemput kita, marilah kita senantiasa hidup dalam ketaatan; ada upah besar menanti!

 

Sumber: http://airhidupblog.blogspot.com/

BANYAK MEMBERI: Makin Diberkati Tuhan (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Mei 2012-

Baca: Amsal 28:1-28

“Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki.”Amsal 28:27

Seseorang yang dapat menjadi saluran berkat bagi orang lain adalah seorang yang kaya sejati. Pikiran: kalau kita tidak kaya, bagaimana mungkin kita dapat memberi kepada orang lain, bukan? Banyak orang masih pikir-pikir jika hendak memberi kepada orang lain: “Wah, kalau aku memberi berarti uangku berkurang. Untuk kebutuhan diri sendiri saja tidak cukup, apalagi memikirkan orang lain.”

Kita tidak akan menjadi miskin karena kita memberi, justru dengan memberi menunjukkan bahwa kita hidup dalam kelimpahan. Dalam Amsal 11:24 dikatakan: “Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat luar biasa, namun selalu berkekurangan.” Memberi juga menunjukkan bahwa kita hidup dalam kelimpahan. Tuhan akan mencurahkan berkatNya ketika kita memberi, karena “Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri,” (Amsal 11:17a). Kita pun tidak akan rugi jika kita memberi kepada orang lain; malahan ketika kita memberkati orang lain Tuhan akan memelihara hidup kita. Saat kita memperhatikan kebutuhan orang lain, percayalah Tuhan akan mengambil alih semua kesulitan yang kita alami. Tertulis: “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:19).

Apakah Tuhan membutuhkan uang atau harta kita? Tidak! Tuhan berkata, “Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas,” (Hagai 2:9). Pemazmur juga berkata, “Punya-Mulah langit, punya-Mulah juga bumi,” (Mazmur 89:12). Namun mengapa Tuhan mengajarkan kita untuk membiasakan diri memberi? Itu adalah demi kepentingan kita sendiri (yaitu orang yang memberi) juga, karena ketika kita memberkati orang lain kita akan diberkati kembali. Semakin banyak kita diberkati Tuhan, kita dituntut untuk memberkati atau menolong orang lain lebih banyak lagi pula. Jadi kita yang sudah diberkati Tuhan lebih, memiliki tanggung jawab yang semakin besar di hadapan Tuhan. “Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dan paanya akan banyak dituntut.” (Lukas 12:48b).

Tuhan memberkati kita supaya kita menjadi saluran berkat bagi orang lain!

 

Sumber: http://airhidupblog.blogspot.com/

MEMBALAS KASIH DAN KEBAIKAN TUHAN (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 April 2012 –

Baca: Mazmur 145:1-21

“Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.” Mazmur 145:9

Sampai saat ini tidak sedikit orang Kristen yang mengaku dirinya beriman kepada Tuhan masih ingkar dalam tindakan dan perbuatannya. Ketika ada badai persoalan menerpa, baik itu sakit-penyakit, masalah keluarga, usaha sedang pailit, secara diam-diam mereka masih lari mencari pertolongan kepada ilah lain: ke orang pintar (dukun), gunung kawi, kuburan dan lainnya.

Orang yang benar-benar beriman kepada Tuhan pasti tidak akan melakukan tindakan bodoh seperti ini karena tindakan tersebut adalah kekejian di mata Tuhan. Yang Tuhan minta adalah iman kita. Meski pertolongan dan jawaban doa dari Tuhan sepertinya berlambat-lambat, tetapi nantikan Dia. Kuatkan iman dan jangan goyah, karena “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,…” (Pengkotbah 3:11a). Karena kasih Tuhan itu tak terhingga atas kita, Dia pun menghendaki agar kita mengasihiNya dengan sungguh. Tuhan Yesus berkata, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” (Matius 22:37).

Apa bukti seseorang mengasihi Tuhan? Jika kita mengasihi Tuhan berarti kita mau hidup taat dan melakukan segala perintahNya seperti tertulis: “Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.” (Yohanes 15:10). Tidak hanya itu, orang yang mengasihi Tuhan juga akan rela berkorban bagiNya, baik itu berkorban waktu, tenaga, bahkan juga materi atau uang untuk Tuhan, tanpa hitung-hitungan. Ada satu contoh dalam Yohanes 12:3: “Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.” Tindakan Maria ini menunjukkan betapa ia sangat mengasihi Tuhan sehingga rela memberikan semua harta miliknya yang sangat berharga itu. Yang Tuhan perhatikan bukan harta miliknya yang sangat berharga itu. Yang Tuhan perhatikan bukan pada minyak narwastu yang mahal itu, namun Dia melihat hati Maria yang begitu tulus mengasihi Tuhan.

Adalah anugerah terbesar jika saat ini kita dipercaya Tuhan untuk melayani Dia. Apa pun bentuk pelayanan kita biarlah kita lakukan itu dengan segenap hati, bukan karena terpaksa, melainkan karena kita mengasihi Dia.

Beri yang terbaik bagi Tuhan, karena kita telah menerima kasih dan kebaikanNya!

 

Sumber: http://airhidupblog.blogspot.com/

LIDAH KITA, HIDUP KITA!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 April 2012 –

Baca: Mazmur 39:1-14

“Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku; aku hendak menahan mulutku dengan kekang selama orang fasik masih ada di depanku.” Mazmur 39:2

Tuhan sangat sedih bila melihat kehidupan orang Kristen yang tidak bisa menjadi kesaksian bagi orang lain. Bagaimana kita bisa memenangkan jiwa baru dan membawanya kepada Kristus bila mereka lebih dulu tersandung oleh karena perbuatan-perbuatan orang Kristen sendiri? Oleh karena itu mari kita koreksi hidup kita terlebih dahulu sebelum melangkah ke luar menjangkau jiwa-jiwa di luar sana.

Mari kita mulai dari hal-hal sederhana terlebih dahulu yaitu menjaga lidah atau perkataan kita. Banyak orang Kristen yang meremehkan dan menganggap sepele hal ini sehingga sering kita temukan ada orang Kristen yang masih suka berkata-kata kasar, menggosip, memfitnah, memaki-maki orang lain dan juga mengucapkan perkataan-perkataan yang negatif yang menunjukkan ketakutan, kekuatiran, keragu-raguan, ketidakpercayaan, sakit-penyakit dan sebagainya. Ayub mengingatkan, “Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.” (Ayub 3:25). Ketika seseorang memperkatakan hal-hal yang negatif ia sedang mengungkapkan apa yang ada di dalam hati dan pikirannya; ia sedang mendatangkan hal-hal negatif atas dirinya sendiri. Semakin ia sering menggemakannya, seluruh tubuhnya semakin dicemarkan oleh perkataan-perkataan yang diucapkannya sendiri. Apakah Tuhan tidak tahu dengan perkataan-perkataan yang kita ucapkan? Salah besar! Tuhan sangat memperhatikan setiap kata yang kita ucapkan. Kita mengetahui hal ini karena Daud berkata, “…sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan.” (Mazmur 139:4).

Bagi orang Kristen yang mau terus belajar mendisiplinkan dan menundukkan lidahnya di bawah kendali Roh Kudus, yang akan ia perkatakan adalah perkataan iman, selalu positif, suka memperkatakan firman dan mulutnya penuh dengan puji-pujian bagi Tuhan. Saat itulah ia sedang mengucapkan kuasa dan kemenangan yang mendatangkan berkat dan hidup atas dirinya sendiri. Dengan kekuatan kita sendiri tidak akan mampu menjinakkan lidah kita. Hanya melalui kuasa Roh Kudus kita akan mampu melakukannya!

Cepat atau lambat kita akan menuai berkat-berkat dari Tuhan sebagai dampak dari perkataan yang kita ucapkan!

 

Sumber: http://airhidupblog.blogspot.com/

MENINGGALKAN KASIH MULA-MULA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 April 2012 –

Baca: 1 Korintus 13:13

“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” 1 Korintus 13:13

Apa itu kasih mula-mula? Kasih yang mula-mula adalah kasih yang membawa kita kepada satu hati yang berkobar-kobar seperti semula ketika kita percaya kepada Kristus; hati yang begitu semangat untuk bersaksi, untuk memberitakan Injil; hati yang penuh cinta kepada Tuhan dan sesama; hati yang tulus iklhas tanpa pamrih untuk Tuhan.

Mengapa kasih yang mula-mula ini penting? Kasih mula-mula ini sangatlah penting, karena hal ini merupakan dasar dari hubungan kita dengan Tuhan. Kita tahu bahwa kota Efesus adalah kota yang besar dan sangat terkenal pada waktu itu, yang tentunya orang-orang di Efesus punya pilihan untuk hidup dalam duniawi. Tetapi ternyata jemaat Efesus adalah jemaat yang luar biasa karena mereka tetap setia dalam melayani dan hidup bagi Tuhan; mereka masih mengutamakan perkara-perkara rohani sekali pun banyak sekali tantangan dan cobaan. Secara fisik mereka tetap melakukan pelayanan untuk Tuhan, tetapi pelayanan mereka tidak lagi digerakkan dan dibakar oleh kasih mereka kepada Kristus. Mereka terjerumus ke pekerjaan atau pelayanan rutinitas belaka. Hal inilah yang seringkali tidak kita sadari. Tanpa kasih yang menyala-nyala bagi Kristus, pekerjaan dan pelayanan yang kita lakukan tidak ada artinya. Tanpa kasih, semua tidak ada faedahnya bagi Tuhan. Karena itu kita harus ingat saat pertama kita percaya kepada Tuhan: saat kita bertobat dan berkomitmen untuk mengikuti Tuhan dan melayani Dia dengan segenap hati dan jiwa. Ada beberapa hal yang menunjukkan bahwa seseorang telah meninggalkan kasih mula-mulanya kepada Tuhan: 1. Tuhan tidak lagi menjadi prioritas utama dalam hidup kita. Mungkin kita masih aktif melayani Tuhan, tapi pelayanan itu tidak lagi timbul dari hati yang haus dan lapar akan Dia, melainkan hanya karena tugas dan rutinitas semata. 2. Timbul rasa malas untuk bersekutu dengan Tuhan secara pribadi. Waktu untuk berdoa, menyembah Tuhan dan merenungkan firmanNya berkurang. 3. Kita lebih disibukkan dengan urusan-urusan pribadi: keluarga, pekerjaan, hobi dan sebagainya. Oleh karena itu Tuhan mengingatkan, “…ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan.” (Wahyu 2:5a, b).

Mari kita berkomitmen lagi untuk mengasihi Tuhan, lebih dari segalanya.

 

Sumber: http://airhidupblog.blogspot.com/